
Jakarta, 07/02/2021 – Kalau di Indonesia ada kopi luwak, maka di Brasil ada kopi burung jacu. Kopi ini diolah dari biji yang sudah dicerna dalam perut burung jacu.
Kopi Burung Jacu adalah salah satu varietas kopi paling langka dan termahal di dunia. Kopi ini terbuat dari buah kopi yang sudah dimakan, dicerna dan kemudian dikeluarkan lewat kotoran burung jacu. Kopi ini dianggap eksotis karena proses fermentasinya berlangsung secara alami.
Dilansir dari Oddity Central (5/2) perkebunan kopi Camocim Estate yang memiliki luas 50 hektare menjadi ‘pusat’ pengolahan kopi burung jacu. Kebun kopi yang terbilang kecil ini berhasil meraup keuntungan super banyak.

Dimulai pada awal tahun 2000-an, Henrique Sloper de Araújo melihat banyak burung jacu singgah di kebun kopi miliknya. Petani kopi ini tahu kalau burung jenis ini termasuk burung langka yang dilindungi di Brasil.
Awalnya Henrique Sloper de Araújo mengusir burung-burung ini dari perkebunannya, ia bahkan menelepon polisi lingkungan untuk meminta bantuan. Sayangnya, burung ini tetap singgah di kebun kopinya. Tanpa disangka, burung ini membawa rejeki bagi petani kopi di Brasil ini.
Sebelum menjadi petani kopi, Sloper adalah peselancar yang kerap mengejar ombak di laut Indonesia. Di sini ia mengetahui soal kopi luwak, salah satu kopi termahal di dunia. Terinspirasi dari kopi luwak, Sloper lantas mencoba mengolah biji kopi yang sebelumnya sudah dimakan oleh burung jacu.
“Saya menyadari bahwa saya dapat mencoba sesuatu yang serupa dengan kopi luwak. Tantangannya adalah meyakinkan para pemetik kopi bahwa alih-alih mencari buah kopi, mereka justru harus berburu kotoran burung,” kata Sloper.
Para petani diminta mencari kotoran burung untuk mendapatkan biji kopi hasil fermentasi alami. Awalnya banyak orang ragu dengan apa yang dilakukan Sloper.
Biji kopi dari kotoran burung jacu ini kemudian mengalami proses panjang. Biji kopi harus dikeluarkan dan dibersihkan dari kotorannya dengan tangan, dicuci, lalu dikupas dari kulit selaputnya. Proses panjang dan melelahkan inilah yang membuat kopi burung Jacu jauh lebih mahal daripada varietas kopi lainnya.
Henrique Sloper de Araújo mengatakan kopi burung Jacu punya rasa yang luar biasa karena burung ini hanya makan ceri kopi paling matang.

“Saya melihat dengan mulut ternganga dari ruang tamu saya saat burung Jacu memilih buah kopi yang paling matang,l,” kata pemilik kebun kopi Camocim Estate ini.
Berbeda dengan kopi luwak yang dicerna oleh musang Indonesia, biji kopi diproses lebih cepat melalui sistem pencernaan burung Jacu dan tidak terdegradasi oleh protein hewani atau asam lambung. Kopi burung jacu kabarnya memiliki rasa yang unik, seperti kacang dengan semburat rasa adas manis.
Karena kualitas dan kelangkaannya, kopi burung Jacu dianggap salah satu varietas kopi termahal di dunia, dijual dengan harga sekitar $ 1.000 (Rp 14 juta) per kilogram.
Sumber: detik.com