
Dilangsir dari, TRIBUNBATAM.id – ‘Jadi Gila karena Laut China Selatan‘ Perancis Dicap Pamer Militer Dihadapan Amerika dan China.
Laut China Selatan mendadak bak seperti medan laga.
Kapal-kapal perang dan pesawat tempur hilir mudik di kawasan itu.
Pematiknya adalah China, yang secara sepihak mengklaim sebagian besar laut tersebut.
Selain Amerika Serikat, sejumlah negara ikut menekan China yang tahun 2020 lalu dianggap pamer otot militer.
Di Laut China Selatan, Beijing terkepung militer banyak negara.
Di tengah panasnya konflik itu, mendadak Prancis ikut campur.

Bahkan Presiden Prancis Emmanuel Macron
berusaha menempatkan Prancis sebagai kekuatan alternatif lain bagi China dan AS di Laut China Selatan.
Dilansir dari express.co.uk pada Senin (8/3/2021),
Prancis telah meningkatkan kehadiran militernya di Indo-Pasifik selama beberapa pekan terakhir.
Pada awal Februari, Angkatan Laut Prancis memerintahkan kapal selam serang nuklirnya Émeraude
ke wilayah tersebut dan baru-baru ini mengerahkan lebih banyak kapal.
Kapal serbu amfibi, Tonnerre dan fregat Surcouf akan berlayar melalui perairan
yang diklaim oleh Beijing itu dalam beberapa hari mendatang.
Selain itu, Prancis akan mengambil bagian dalam latihan angkatan laut
bersama skala besar dengan India, Australia, Jepang dan AS
sebagai bagian dari misi tahunan Jeanne d’Arc.
Collin Koh, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam,
mengatakan kepada Daily Telegraph bahwa Macron mencoba memposisikan Prancis sebagai kekuatan alternatif bagi China dan AS.
“Jelas bahwa Prancis ingin menempatkan dirinya sebagai negara alternatif untuk dikunjungi selain AS dan China.”
“Dia akan membuat orang berpikir: ‘jika Anda muak dan lelah dengan semua persaingan China-AS
dan bingung siapa yang harus dipilih di antara China dan AS, ada Prancis sebagai pilihan lain’.”
Padahal ketimbang Prancis, Koh percaya bahwa Jepang berada pada posisi yang lebih baik
untuk menawarkan dirinya sebagai alternatif regional.
Ini karena muncul dugaan Prancis hanya ikut-ikutan.
Sebelumnya, mereka datang ke Laut China Selatan hanya ketika Inggris dan Jerman
bersiap untuk mengerahkan angkatan laut mereka ke perairan itu pada akhir tahun 2020 lalu.

Namun apa pun tujuan Prancis, dikhawatirkan aksi itu bisa memicu konflik skala besar
yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.
Apalagi selain Prancis, grup serang kapal induk baru Inggris
juga akan melakukan latihan bersama dengan Jepang.
Sementara Jerman baru akan mengirim fregat ke Asia pada bulan Agustus mendatang.
Fregat itu akan menjadi kapal perang Jerman pertama yang menyeberangi Laut China Selatan sejak 2002.
Terakhir, Koh mengingatkan bahwa kehadiran kapal perang Barat di Laut China Selatan
bisa menjadi peringatan untuk kita semua.
Sebab, Laut China Selatan merupakan perairain yang begitu penting.
Perairan itu menjadi jalur utama perdagangan global,
sekaligus kaya akan sumber daya energi.
Jadi, tak heran negara sekelas Prancis juga menginginkannya.
Sumber: TribunBatam