Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tegal menanggapi terjadinya hujan es di wilayah Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Kamis 8 April 2021.
Prakirawan BMKG Tegal Sayful Amri mengatakan, fenomena hujan es atau Hail ini biasa terjadi di periode transisi atau masa pancaroba.
“Biasanya ditandai dengan panas matahari dari pagi sudah terasa terik dan terlihat secara cepat terbentuk awan cumulunimbus seperti bunga kol yang berwarna hitam ke abu-abuan,” jelasnya, Jumat 9 April 2021.
Ia menjelaskan, fenomena tersebut dipengaruhi dengan mulai aktifnya monsun Australia memicu terbentuknya monsoon trough di perairan selatan Jawa.
Kemudian adanya konveksi dari Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Equatorial Rossby (ER) di wilayah tersebut, sehingga semakin mendukung kondisi untuk terbentuknya Siklon Tropis Seroja dan pusat tekanan rendah (bibit siklon) di selatan Jawa.
Menurutnya, kondisi tersebut meningkatkan potensi terbentuknya awan-awan konvektif di beberapa wilayah Jawa, termasuk di wilayah Banjarharjo, Brebes.
“Adanya pemanasan yang kuat memicu terjadinya penguapan yang besar dan atmosfer yang labil, sehingga semakin memicu terbentuknya awan konvektif yang menjulang tinggi (deep convection) dan melewati freezing level, sehingga sebagian besar awan tersebut berupa es,” terangnya.
Sayful mengatakan, fenomena tersebut masih berpeluang terjadi di wilayah Tegal Raya, termasuk Kota Tegal dan Slawi.
“Kemungkinan masih bisa terjadi lagi selama masih periode masa pancaroba,” katanya.
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak panik, tetapi juga harus tetap waspada, seperri tidak berteduh di bawah pohon saat terjadi fenomena hujan es.
“Masyarakat juga diimbau untuk waspada terjadi cuaca ekstrim seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang atau bahkan hujan es,” ucapnya.
Sumber: m.ayosemarang