
Indramayu, 10/04/2021 – Seorang wanita menangis mendatangi Kantor Polairud Pangkalan Kapal Eretan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Wanita yang diketahui bernama Evi warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, itu pun tak henti-hentinya menangis.
Ia terus menanyakan kepada petugas bagaimana bagaimana perkembangan pencarian para Anak Buah Kapal (ABK) yang sampai saat ini masih hilang sejak, Kamis (8/4/2021) kemarin.
Satu di antara 13 ABK yang hilang itu adalah keponakannya, Alfa (18), yang sekarang masih duduk di bangku kelas 3 SMA.”Harapannya ingin ketemu, ingin ditemukan secepatnya,” ujar dia sembari menitikan air mata, Jumat (9/4/2021).Evi mengatakan, keponakannya tersebut baru pertama kali melaut.
Ia ikut menjadi ABK untuk mengisi waktu luang di sela-sela waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) daring yang diberlakukan pemerintah karena pandemi Covid-19.
Saat itu, Alfa berangkat bersama ayahnya yang seorang nelayan. Ayah dan anak itu menjadi ABK MV Barokah Jaya.
Hingga akhirnya kejadian buruk itu menimpa keduanya, kapal nelayan yang mereka tumpangi terlibat tabrakan dengan MV Habco Pioneer di Perairan Indramayu pada Sabtu (3/4/2021) kemarin.
Dalam insiden tersebut, ayah Alfa berhasil ditemukan dengan kondisi selamat. Namun, bocah pelajar tersebut hingga saat ini masih dilaporkan hilang.
Berdasarkan informasi dari Kantor SAR Bandung, korban yang sudah berhasil ditemukan sampai dengan saat ini baru sebanyak 19 orang dari total 32 ABK.
Dari 19 orang itu, sebanyak 15 di antaranya ditemukan selamat dan 4 orang lainnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sedangkan 13 orang lainnya masih dalam pencarian oleh Tim SAR Gabungan.
“Baru kali ini nyoba-nyoba jadi nelayan, umurnya masih 18 tahun, masih SMA,” ujar dia.
Sumber: Tribunnews.com