Yogyakarta, 04/06/2021 – Walau di tengah kondisi pandemi dan penekanan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia maupun di Wilayah hukum Polda D.I. Yogyakarta, kualitas kinerja organisasi dan pelayanan publik yang berlandaskan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) harus terus digelorakan..
Terlebih lagi, hal tersebut merupakan salah satu kegiatan yang menjadi konsen dari Kapolri Jenderal
Listyo Sigit guna terwujudnya Polri yang PRESISI di era Police 4.0.
Ditpolairud Polda D.I.Y, merupakan salah satu Satker dari 19 Satker Polda D.I.Y yang telah mencanangkan Pembangunan ZI menuju WBK-WBBM pada tanggal 22 April 2021 yang dipimpin langsung Kapolda D.I.Y Irjen. Pol. Drs. Asep Suhendar, M.Si.
Adapun tujuan utama pembangunan ZI menuju WBK-WBBM adalah agar kinerja organisasi berjalan efektif dan efisien, tidak ada lagi korupsi dan pungli, serta meningkatnya kualitas pelayanan publik.
Salah satu hal penting yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut adalah adanya perubahan mindset maupun culture set anggota dan institusi Polri. Untuk itu, perlu adanya upaya dari setiap unit-unit kerja Polri dalam rangka mengakselerasi percepatan perubahan tersebut.
Oleh karena itu Direktur Polairud Polda D.I. Yogyakarta Kombes Pol Nurodin, S.IK. Menggelar Training Motivasi dan Hypnoterapi untuk seluruh anggota Direktorat Polairud Polda D.I.Y dalam rangka mengubah mindset maupun culture set anggotanya.
Kombes Nurodin mendatangkan pakar senam otak dan senam hati yang sudah berkeliling di satker maupun Polres seluruh Indonesia.
“Kami mendatangkan Motivator-motivator dari Thanks Institute Indonesia, yang kami harapkan bisa merefresh dan merecharge anggota agar semakin termotivasi dalam perwujudan Polri Presisi melalui SDM yang unggul” tukasnya.
Dirpolairud menyampaikan bahwa anggota Ditpolairud DIY butuh keseimbangan antara pikiran, hati dan tindakan, karena kegiatan positif ini bukan hanya bertujuan agar anggota ter-recharge dan terrefresh kembali, namun juga dalam rangka membangun ZI di Ditpolairud DIY menuju WBK-WBBM.
“Kami mengadakan kegiatan ini untuk memberi vitamin hati kepada anggota, dan mewujudkan Polri Presisi di era Police 4.0” kata alumni Akpol 1995 itu usai membuka 2 sesi acara tersebut (03/06/2021).
Peran ganda polisi selain menjadi pengayom, pelindung, dan pelayan, polisi juga membutuhkan ruang hati secara privasi untuk menyampaikan segala harapan hidup dan kehidupan yang lebih baik. Karena jika tugas tuntas namun ibadah lepas akan rentan terjadi ketidak seimbangan emosi dan pikiran.
Dr. Ketut Abid Halimi,S.Pdi,M.Pd. ,C.Ht adalah Direktur Thanks Institute Indonesia yang memimpin 2 sesi training motivasi tersebut.
Motivator nasional peraih Rekor Muri Tahun 2015 dan Peraih Penghargaan Lembaga Prestasi Indonesia – Dunia Tahun 2017 Itu betul-betul “mengocok” bersih pikiran dan hati peserta sehingga wajar saja banyak peserta training yang nangis terbawa suasana.
Seperti yang disampaikan oleh Dirpolairud, Wadir Polairud AKBP Azhari Juanda, S.IK juga menyampaikan bahwa pentingnya penguatan mental dan spiritual agar anggota semakin produktif ber SDM unggul dimanapun dia ditempatkan.
“Polairud merupakan satuan yang memelihara Kamtibmas, pelindung pengayom pelayan masyarakat serta gakkum di wilayah perairan dan udara Indonesia sehingga untuk menuju Polri yang Presisi di era 4.0 dan meraih predikat ZI WBK-WBBM perlu adanya perubahan mindset dan cultur set anggota agar setiap anggota memiliki semangat yang tinggi serta berkinerja baik, untuk itulah kami datangkan motivator yang expert dibidangnya, merawat SDM Polri tetap unggul dan Presisi” tukas Mantan Kapolres Ternate itu
Bersama tim motivator lainnya Ketut Abid Halimi membekali anggota dengan senam otak, senam hati, dan hypnoteraphy bahkan memberi ilmu Grafology yaitu metode membaca karakter seseorang melalui tulisan dan tanda tangan. “Iya kami ajarkan anggota bagaimana memaintenance stres, mengolah emosi negatif menjadi positif, menguatkan pikiran tidak mudah stress” jelas pria kelahiran Bali tersebut.
Sekedar menjadi informasi bahwa proses masuk ke dalam ruangan kegiatan training hingga usai kegiatan semua peserta selalu menerapkan Prokes ketat, yakni menjaga jarak, menggunakan masker kesehatan, mencuci tangan/menggunakan handsanitizer, pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki ruangan, bahkan semua tim motivator di swab sehari sebelum pelaksanaan training
Di akhir kegiatan salah seorang Polwan menyampaikan testimoni jika dirinya merasakan jika tubuh dan pikirannya menjadi lebih imbang, stres beban kerja dan masalah-masalah jadi plong seperti tanpa beban.
Sumber: tribunnews.com