Polairud Minta Nelayan Bangka Selatan Waspadai Anomali Cuaca

TOBOALI – Kepolisian Resor Bangka Selatan meminta masyarakat hingga nelayan untuk waspada terhadap anomali cuaca yang terjadi saat ini. Khususnya untuk menjaga keselamatan jika beraktivitas di laut lepas maupun pesisir pantai selama peralihan musim. Mengingat potensi cuaca ekstrem masih mengintai perairan laut di daerah itu.

Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Sat Polairud) Polres Bangka Selatan, Iptu Mulia Renaldi mengatakan, ketika masa transisi musim kemarau ke hujan, cuaca ekstrem bisa terjadi kapan saja. Sehingga maupun masyarakat yang beraktivitas di pesisir pantai harus lebih waspada.

Dinamika cuaca yang sering terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim banyak mempengaruhi aktivitas nelayan. Pasalnya, cuaca yang terjadi saat ini masuk kategori ekstrem. “Kami mengimbau kepada seluruh nelayan yang mungkin mencari ikan di wilayah pantai atau wilayah laut di wilayah perairan Bangka Selatan untuk tetap menjaga keselamatan,” kata Mulia Renaldi, Jumat (15/11).

Menurutnya, cuaca saat ini masih belum menentu dan sering terjadi perubahan secara mendadak dari cerah menjadi hujan lebat. Bahkan kadang kala sering disertai dengan angin kencang.

Cuaca seperti ini diklaim sangat berbahaya. Pentingnya warga selalu waspada dan tidak memaksakan melaut karena dikhawatirkan bisa membahayakan. “Mengingat bahwa cuaca untuk saat ini masih belum menentu, saat ini sedang pergantian musim. Kemungkinan besar terjadinya gelombang tinggi dan angin yang kencang bisa terjadi,” jelas Mulia Renaldi.

Ia mengakui, terdapat beberapa hal yang perlu dilihat dan waspadai oleh para nelayan sebelum berangkat. Satu di antaranya adalah hujan badai dan angin kencang yang beresiko tinggi menyebabkan kecelakaan.

Adanya angin kencang dapat memicu terjadinya gelombang tinggi. Jika hal itu terjadi disarankan kapal-kapal yang sedang beraktivitas di laut untuk berhenti, menepi ke pelabuhan. Bisa juga bergerak ke pulau-pulau sekitar yang paling terdekat.

Begitu pula bagi masyarakat serta pelaku wisata yang tinggal di daerah bantaran sungai maupun pesisir pantai untuk tetap waspada terhadap potensi banjir. Apabila terjadi banjir sesegera mungkin pindah dan mencari tempat yang aman.

Nelayan harus proaktif untuk memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Terpenting melengkapi diri dengan peralatan keselamatan, radio komunikasi, persediaan bahan bakar yang cukup.

“Selalu memantau perkembangan cuaca yang dikeluarkan BMKG. Jangan memaksakan diri melaut pada saat cuaca tidak memungkinkan,” ucapnya.

Mulia Renaldi menambahkan, selama satu bulan terakhir tidak ditemukan kasus menonjol di wilayah perairan laut Kabupaten Bangka Selatan. Termasuk pula dengan kecelakaan laut, sampai hari ini masih nihil.

“Alhamdulillah, dalam satu bulan terakhir belum ada kasus kecelakaan laut ataupun kejadian yang ada di wilayah perairan Bangka Selatan,” pungkas Mulia Renaldi.

Sumber : BabelNews.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top