
Semarang, 22/11/2021 – Keberadaan Direktorat Polisi Air dan Udara mempunyai sejarah panjang. Tanggal 1 Desember 2021 ini salah satu satuan Korps Bhayangkara tersebut akan berusia 71 tahun. Tidak hanya sejarah, kiprah Ditpolairud dalam membantu upaya mempertahankan kedaulatan negara juga patut dicatat dalam buku sejarah.
Awalnya Kepolisian Air dan Udara lahir ketika Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan tertanggal 14 Maret 1951 soal penetapan Polisi Perairan sebagai bagian dari Jawatan Kepolisian Negara terhitung mulai 1 Desember 1950.
Keputusan ini disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Perdana Menteri RI tanggal 5 Desember 1956 tentang pembentukan Seksi Udara pada Djawatan Kepolisian Negara. Sejak itu, bagian Polisi Perairan menjadi bagian Polisi Perairan dan Udara.
“Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Sub Direktorat Polisi Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Subditpol Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Hingga akhirnya berkiblat kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari keramatnya Polisi Air dan Udara,” ungkap Direktur Polisi Air dan Udara Polda Jateng Kombes Pol Raden Setijo Nugroho Hasto Harjo Putro, S.I.K.
Dasar pembentukan Ditpoairud sendiri yakni wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa, ditengah hamparan laut Indonesia yang sangat luas sehingga perlunya pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum. Selain itu karena adanya dorongan dari kesulitan-kesulitan yang sering timbul dikarenakan kondisi geografis wilayah Nusantara maka dibentuklah Polisi Udara.
“Awal pembentukan Polisi Perairan dan Polisi Udara yang dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi RP. Sudarsono, dengan memiliki 35 kapal dari berbagai type dan sebuah pesawat jenis Cesna-180. Dengan Armada yang dimiliki Polisi Perairan dan Udara ikut serta dalam pemberantasan penyelundupan, bajak laut dan operasi-operasi militer seperti pemberantasan DI/TII di Aceh dan Pantai Karawang Jawa Barat,” imbuhnya.
Diusia Ditpolairud yang ke-71 tahun ini, ia berharap Polairud kedepan tetap menjadi satuan kebanggan Korps Bhayangkara khususnya dilaut dan udara, selain itu kontribusi Polairud untuk masyarakat khususnya di pesisir pantai semakin dirasakan.
Menurutnya kedepan tugas-tugas Polairud tidak mudah apalagi jika bicara laut itu sangat luas, sangat komplek yang tentunya menuntut kompetensi setiap anggota Polairud.
“Harapannya di HUT Polairud ke-71 ini, kami semakin baik dalam rangka mengamankan perairan Indonesia khususnya di Jawa Tengah dan juga semakin banyak kontribusi yang dapat kami berikan untuk masyarakat,” pungkasnya.
Sumber: jatengpos.co.id