
Ricky Daniel Aror, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Bitung menjelaskan terkait dengan badai tropis Surigae yang saat ini ikut melanda perairan Sulawesi Utara.
Ricky Daniel Aror menjelaskan, sebelum badai tropis Surigae, masih bibit siklon diidentifikasian dengan kode 94w atau siklon tropis 94w.
“Jadi penjelasannya, mulai dari posisi masih bibit siklon, lalu menjadi badai tropis atau tripical storm diberikan nama badai tropis Surigae,” terangnya, Senin (19/4/2021) malam.
Kata Ricky Daniel Aror ada kategorinya beberapa tahap. Pertama bibit siklon.
Dari bibit siklon kemudian naik stuatus menjadi tropical depresi (depresi tropis).
Lalu naik lagi statusnya menjadi badai tropis.
Selanjutnya berkembang lagi menjadi badai tropis kuat.
“Setelah badai tropis kuat meningkat lagi statusnya menjadi Thypoon (angin topan atau angin taifun),” jelas Ricky Aror.
Lanjut Ricky Aror menjelaskan, pada Minggu (18/4/2021) kemarin, naik status menjadi super Thypoon.
Dimana arahnya sudah menjauh dari Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Namun, karena kategorinya besar sehingga dampak tidak langsung mempengaruhi wilayah Sulut.
“Hingga malam ini terpantau masih berstatus atau dengan kategori paling tinggi Thypoon, dengan titik pusat berada di Timur Laut Filipina bergerak menjauhi wilayah Indonesia,” ujarnya.
Namun kata dia, beberapa hari ke depan diperikirakan akan mengalami penurunan secara bertahap, lalu akan berangsur-angur mengalami penurunan sesuai dengan level hingga sampai puhan.
Surigae merupakan bahasa Korea, atas kesepatakan internasional kalau ada badai tropis bukan lagi dari bahasa Korea, melainkan negara lainnya setelah Korea.
Sementara itu mengantisipasi perubahan cuaca secara esktrem yang sering terjadi di Kota Bitung, pemerintah dan forum koordinasi pimpinan daerah (forkompimda) Kota Bitung dan BMKG Stasiun Meteorologi Martim Bitung menggelar rapat koordinasi, di ruang SH Sarundajang Senin (19/4/2021).
Dipimpin Wakil walikota Bitung Hengky Honandar SE, langsung doikeluarkan instruksi kepada camat di delapan kecamatan dan 69 lurah untuk membuat posko bencana.
“Kami juga sampaikan untuk terus melakukan himbauan kepada masyarakat, agar tetap waspada dengan cuaca ekstim disampaikan lewat pengeras suara yang ada di kantor kelurahan,” pesan Hengky Honandar SE.
Lanjut Hengky Honandar, selain cuaca ekstrim himbau untuk waspada dan siaga dengan dampak yang bisa saja terjadi.
Mulai dari pohon tumbang, kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor.
Turu hadir dalam rapat koordinasi Daryatno, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung, Dandim 1310/Bitung Letkol Inf Benny Lesmana, SE, M.Han., Kapolres Bitung, Indrapramana, SIK., Kajari Bitung Frenkie Son, SH., MM., MH., Kepala BMKG Bitung Dariyatno, Kepala BPBD Kota Bitung, Robert R. Wongkar, M.AP., Danyon Yonmarhalan Bitung diwakili Kapten Mar. Folen dan Para SKPD Pemkot Bitung.
Sumber: manado.tribunnews