Jakarta, 10/02/2021 – Vaksin COVID-19 AstraZeneca jadi perhatian karena disebut dalam studi tidak efektif melawan varian Corona di Afrika Selatan. Hal ini diketahui setelah peneliti di Afrika Selatan menemukan efikasi vaksin dalam mencegah kasus infeksi ringan-sedang pada orang dewasa muda hanya sekitar 10 persen.
Hal ini membuat otoritas kesehatan di Afrika Selatan menunda sementara penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Rencananya program vaksinasi di sana akan dimulai dengan menggunakan vaksin COVID-19 dosis tunggal dari Johnson & Johnson.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkomentar bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca masih bisa bermanfaat dalam mengurangi kasus-kasus infeksi parah. Dengan demikian seharusnya angka orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dan juga kematian seharusnya bisa ditekan.
“Analisis data uji klinis fase tiga sejauh ini menunjukkan vaksin COVID-19 AstraZeneca-Oxford bisa melindungi terhadap kasus gejala parah, perawatan di rumah sakit, dan kematian,” tulis WHO dan dikutip pada Rabu (10/2/2021).
“Hasil ini mengonfirmasi bahwa kita perlu melakukan segala cara untuk mengurangi sirkulasi virus, mencegah infeksi, dan mengurangi peluang SARS-COV-2 berevolusi sehingga akhirnya memiliki mutasi yang bisa mengurangi efikasi vaksin saat ini,” lanjut WHO.
Otoritas Afrika Selatan dilaporkan sedang menyusun rencana penggunaan vaksin AstraZeneca yang sudah terlanjur dipesan. Ada kemungkinan vaksin COVID-19 AstraZeneca akan dicampur dengan dosis dari vaksin COVID-19 lain, atau diberikan secara berkala dulu kemudian dilihat dampaknya pada kasus COVID-19 di suatu daerah.
Sumber: detik.com