Lebaran Usai, Demak Gelar Tradisi Syawalan Sedekah Laut

Tradisi Sedekah Laut di Demak Foto: (Mochamad Saifudin/detikcom)

Demak, 21/05/2021 – Tradisi syawalan berupa sedekah laut atau larungan di Demak kembali dilakukan Kali ini terlaksana dengan pembatasan peserta.

Larungan atau berdo’a bersama di laut tersebut terlaksana dengan hanya doa dan makan bersama. Tradisi ini dilakukan pada hari ke tujuh hari raya Idul Fitri.

Camat Bonang, Haris Wahyudi Ridwan mengatakan tradisi sedekah laut terselenggara sederhana sejumlah dua kali sejak pandemi COVID-19. Pelaksanaan sedekah laut oleh masyarakat nelayan tiga desa berbeda dengan tahun tahun sebelum adanya COVID-19.

“Kalau untuk (sedekah laut) sebelumnya, masyarakat berduyun-duyun dan bisa datang dengan prahon (wisata dengan perahu), dan mereka dengan masyarakat luar yang masuk di tiga desa ini. Tetapi sejak adanya pandemi COVID-19, tahun lalu juga dilaksanakan sederhana dan tidak diperbolehkan berkerumun banyak orang, sehingga kami baik dari Forkopimcam, TNI AL dan Polairud itu mencegat mereka yang mau masuk ke wilayah tiga desa ini, agar tidak banyak orang yang datang. Karena bisa 100 sampai seribu orang bisa datang ke sini karena mereka merasa tradisi agar bisa masuk laut melalui prahon,” ujar Haris usai mengikuti acara sedekah laut di titik star TPI Morodemak, Kamis (20/5/2021).

Berdasarkan informasi yang diperoleh detikcom, acara sedekah laut atau larungan di tiga desa Kecamatan Bonang sebelum ada COVID-19 terdapat serangkaian acara pertunjukan wayang, sedekah laut, hingga orkes.

Masyarakat nelayan tiga desa, Purworejo, Margolinduk, dan Purworejo itu menyambut sedekah laut sebagai rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas pemberian rezeki yang didapat dengan harapan rezeki yang didapat dapat melimpah berikutnya.

Haris menambahkan, sedekah laut kali ini hanya terlaksana oleh panitia kecil dengan kegiatan berdoa, dan sedekah laut.

“Kegiatan tradisi ini merupakan tradisi yang dilaksanakan masyarakat, yaitu panitia kecil dalam pelaksanaannya. Dan kita sampaikan untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Sehingga hari ini dilaksanakan tradisi itu jumlah yang mengikuti tidak lebih dari 30 orang. Kita laksanakan doa bersama, sedekah laut, setelah itu selesai. Kita kembali dengan harapan bahwa, doa yang dilantunkan bisa terkabul. Masyarakat bisa mendapatkan limpahan panen yang akan datang. Sehingga itu kegiatan yang tetap bisa mereka laksanakan,” sambung Haris.

Sementara Kapolsek Bonang, AKP Margono, dalam kesempatan yang sama menjelaskan pelaksanaan sedekah laut atau larungan kali ini terlaksana ritual sakralnya saja. Pihaknya juga telah mengimbau masyarakat lain untuk tidak mengikuti larungan atau sedekah laut.

Tradisi Sedekah Laut di Demak Foto: (Mochamad Saifudin/detikcom)

“Walaupun ada larangan untuk dilaksanakan (syawalan), namun kegiatan ini terlaksana hanya sakralnya saja. Untuk keamanan kami tingkatkan kapasitas keamanan, mulai dari protokol kesehatan, pelaksanaannya yang terbatas, terus kegiatan dari masyarakat yang diimbau untuk tidak mengikuti larung. tidak mengikuti ngalap berkah,” jelas Margono.

Margono menerangkan, peserta dibatasi 30 orang dari masing-masing perwakilan tiga desa. Selain menerapkan protokol kesehatan, peserta juga dibekali rompi atau pelampung demi keamanan saat berada di laut.

“Pengamanan dari kami kurang lebih ada 30 personil, dari Polsek, dibackup dari Polres, Polair dan TNI Angkutan Laut. Semuanya melakukan pengamanan. Selain itu juga melakukan kegiatan menghalau masyarakat untuk tidak diperbolehkan masuk ke area laut. Tidak ada kegiatan wisata,” ujar Margono.

Sumber: detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top