Gianyar, 10/08/2021 – Pencarian, I Made Sadra, korban hanyut di Pantai Pering, Blahbatuh, Gianyar, Bali masih berlangsung hingga, Selasa 10 Agustus 2021 sore.Di mana pencarian dilakukan petugas gabungan dari Balawista BPBD Gianyar, Sat Polairud Polres Gianyar, Basarnas Polda Bali dan warga sekitar.
Dalam memudahkan pencarian korban, Satpolair Gianyar pun menurunkan Raberboad sebanyak dua unit.Pencarian dilakukan menyusuri pantai-pantai Kabupaten Gianyar.
Namun hingga saat ini, keberadaan korban pun belum ditemukan.
Kasatpolairud Polres Gianyar, IPTU I Wayan Antariksawan mengatakan, pencarian dilakukan bersama tim gabungan.Di mana pencarian dilakukan dengan menyusuri laut dengan menggunakan Raberboad, dan ada juga tim yang menyusuri pantai.
“Total tim gabungan yang mencari keberadaan korban sebanyak 20 orang,” ujarnya.
Sebelumnya, BPBD Gianyar hanya melakukan pencarian korban dengan cara manual, yakni memantau dari pesisir, karena keterbatasan alat.Beruntung, Satpolair Gianyar pun tiba dengan dua raberboad, sehingga pencarian ke tengah laut bisa dilakukan.
Sempat Dilakukan Pencarian Manual
Pencarian Made Sadra (65) asal Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali yang hanyut di Pantai Pering, Blahbatuh masih dilakukan secara manual oleh Balawista BPBD Gianyar.
Yakni hanya memantau korban dari pinggir pantai.
Hal tersebut terjadi karena mereka keterbatasan alat atau bahkan tidak ada perahu sama sekali, untuk mencari korban ke tengah laut.
Kepala BPBD Gianyar, Ida Bagus Suamba, Selasa 10 Agustus 2021 mengatakan, pencarian hanya dilakukan di pesisir pantai.
Di mana sejak pagi ini, tim Balawista BPBD Gianyar masih menunggu di pesisir pantai, berharap korban yang diduga sudah meninggal, bisa ditemukan di pinggir pantai. https://d-1498268973480300050.ampproject.net/2107240354000/frame.html
“Pagi ini, balawista kami kerahkan untuk mencari pencarian. Kalau nanti belum ditemukan, mungkin nanti akan koordinasi dengan Tim SAR Denpasar,” ujarnya.
“Pencarian belum menggunakan perahu. Masih di pantai, karena keterbatasan alat. Hanya bisa kita pantau dari pantai saja. Kondisi gelombang saat ini tenang dan langit cerah. Ketika ditemukan dekat pantai, tim Balawista kami akan berenang mengevakuasi korban,” ujarnya.
Terkait apakah peristiwa ini murni karena korban terseret gelombang. Gus Suamba belum bisa memastikan.Namun berdasarkan keterangan yang didapatkannya dari Camat Blahbatuh, saat itu korban dalam keadaan depresi karena persoalan pribadi.
“Kemarin ada informasi dari Camat Blahbatuh, bahwa yang hanyut ini sedang dalam depresi. Sudah pernah hanyut, tapi saat itu ada yang menolong,” ujarnya.”Kemarin mungkin situasi pas sepi. Tapi tetap diduga (bukan bunuh diri), tapi yang bersangkutan terseret arus. Karena sepeda motor dan sabit masih ditemukan,” tandasnya.
Lalu sejauh mana pemantauan korban, Gus Suamba mengatakan, anggotanya telah menyebar dari Pantai Lebih hingga Masceti.
Dalam hal ini, pihaknya juga dibantu oleh anggota komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Indonesia dalam melakukan pemantauan.
“Kami lakukan pemantau radius 100 meter ke kanan dan kiri,” ujarnya.
Sumber: Tribunnews.com