ACEH – Jembatan rangka baja jenis Bailey yang rusak berat diterjang banjir, Minggu (9/1) silam yang menghubungkan Kecamatan Salang – Alafan, Kabupaten Simeulue, hingga saat ini belum dapat dilalui oleh kenderaan maupun pejalan kaki.
Sehingga akses satu-satunya untuk menyeberangkan warga di dua kecamatan itu, hanya mengandalkan rakit swadaya warga desa Lalla Bahagia, Kecamatan Salang dan dua unit perahu karet milik BPBD Simeulue dan perahu karet Polairud Polairud Polres Simeulue.
Rakit swadaya masyarakat desa Lalla Bahagia yang terbuat dari kayu itu dengan kampuan terbatas hanya dapat mengangkut kenderaan roda dua yang dikenakan biaya RP 10.000 persatu unit, sedangkan penumpang manusia tidak dipungut biaya.
Hal itu dijelaskan Zuldiman Husin, Kades Lalla Bahagia Kecamatan Salang, kepada harianrakyataceh.com, Rabu (12/). “Rakit sawadaya masyarakat kita ini murni untuk misi kemanusian dan membantu warga yang hendak menyeberang. Rakit kita itu untuk satu kenderaan roda dua dikenakan biaya Rp 10.000 dan gratis penumpang manusia”, katanya.
Namun jarak lokasi dari jembatan rusak tersebut ke lokasi rakit swadaya masyarakat sekitar 200 meter ke arah hilir sungai Lalla, sehingga pihak BPBD Simeulue bakal menurunkan satu unit rakit, yang mampu mengangkut kenderaan roda dua dan roda tiga serta tidak dipungut biaya.
Hal itu di jelaskan Zulfadli Kalaksa BPBD Simeulue, kepada harianrakyataceh.com, Rabu (12/1). “Karena terbatas kemampuan rakit milik warga dan perahu karet kita disana, maka malam ini kita turunkan rakit yang mampu mengangkut kenderaan roda empat. Rakit kita itu nantinya tidak dipungut biaya”, katanya.
Pihaknya sebut Zulfadli, sedang berupaya kembali menormalkan jembatan rangka baja sepanjag 35 meter itu, dengan mengerahkan dua unit eksavator, sehingga diperkirakan dalam waktu 10 hari, jembatan penghubung itu dapat di fungsikan.
“Pak bupati sudah turun ke lokasi jembatan penghubung itu, dan intruksikan untuk segera normalkan jembatan rangka baja itu, karena satu-satunya akses penghubung antar kecamatan. Untuk percepatan akan kita kerahkan dua unit eksavator”, tegasnya.
Data sementara yang dirilis pihak BPBD Simeulue dampak pasca bencana alam banjir itu, pertanggal 10 Januari 2022, pukul 19:30 WIB, banjir melanda sejumlah titik di Kecamatan Simeulue Tengah, Simeulu Cut, Salang, Alafan dan Kecamatan Simeulue Barat.
Bencana banjir merendam rumah yang dihuni 798 jiwa atau 154 Kepala Keluarga (KK). Dan sebahagian korban banjir mengungsi di tenda darurat dan rumah warga lainnya, dan pihak BPBD Simeulue mendirikan tenda darurat dan dapur umum serta bantuan masa panik.
Bencana alam banjir yang melanda sejumlah wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Simeulue, Minggu (9/1), setelah hujan deras sekitar pukul 23.00 wib, selain banjir, merendam rumah dan fasilitas lainnya, merusak jembatan juga longsor di kawasan Kecamatan Alafan.
Sumber : HARIANRAKYATACEH.COM