Sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, produksi drone atau pesawat nirawak di negara itu meningkat. Bisnis Ukraina telah beralih dari memproduksi produk untuk masa damai, menjadi membuat peralatan untuk masa perang.
Sebelum perang, perusahaan Dmytro Kovalchuk memproduksi mebel. Terdaftar di Ukraina, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), perusahaan ini mengkhususkan diri dalam penyediaan hotel di seluruh dunia. Setelah invasi Rusia pada Februari 2022, Kovalchuk mendirikan perusahaan baru, Warbirds. Dengan lebih dari 100 karyawan, Warbirds mengembangkan dan membuat drone serta melatih operator drone untuk garis depan medan tempur.
Kovalchuk mengatakan, sebelum perang, Ukraina memiliki tujuh produsen drone. Kini jumlahnya lebih dari 200.
“Sangat beruntung, setengah tahun setelah perang, pemerintah memutuskan bahwa pendekatan terbaik adalah dengan tidak ikut campur dalam inisiatif swasta – untuk menyederhanakan proses, menyediakan pendanaan, dan menahan diri dari campur tangan,” kata Kovalchuk, salah satu pendiri Warbirds.
Sumber : Voaindonesia.com